b i r u
aku ingin merdeka
merdeka hati yang sederhana
luka goresan berdarah ini buat timbul keinginan dalam hati dan pikiran
perihnya membekas
amat menusuk, masih tertancap basah
tak kunjung sembuh
malam penuh bintang di luasan biru pekat
memercikkan birunya hingga ke dalam
malam lelah hitam
dan angin arah Jakarta,
pun tak buatku lupa akan kau
layaknya sabit pukul setengah dua pagi
menampakkan warna oranye nya
dan tetap pada tempat yang sama,
sejak lama.
semoga esoknya menjadi purnama sidhi
kedamaian yang besar tentang cinta dan kasih
ada mata yang berbeda pada sisi belakangku
entah, aku menunggunya sampai hampir terpejam
belum pernah lagi aku menunggu selain kau
tidak ingin seperti ini
namun, bisik hatiku bilang ; ini karena menujuku selalu ke bait pertama
memang tak pantas di mata binatang, manusia apalagi Tuhan
tak ingat iman, bahkan seperti tidak memiiki
melarangku pergi adalah salah satu alasan aku tetap tinggal
tapi, apakah harus tetap tulus jika keramaian ini adalah selamanya?
kau hidup dalam kontradiksi
jilatlah ludahmu sendiri
kau semu
ada dan tak ada
Comments
Post a Comment